...

Jenis-Jenis Reksadana Berdasarkan Tingkat Risikonya Yang Harus Kamu Ketahui

Jenis-Jenis Reksadana Berdasarkan Tingkat Risikonya

bahasforex.com – Bagi anda yang tertarik berinvestasi di Reksadana, maka anda perlu mengetahui jenis-jenis reksadana berdasarkan tingkat risikonya untuk menjadi pertimbangan anda sebelum memulai berinvestasi.

Reksadana sendiri menyediakan berbagai jenis pilihan investasi seperti reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, hingga reksadana saham. Dengan berbagai pilihan investasi tersebut, tidak heran mengapa investasi reksadana menjadi pilihan bagi banyak orang. Simak juga Apa Itu Reksadana Dan Cara Kerjanya

Namun bagi anda yang baru mau memulai investasi di reksadana, tentunya anda harus mengetahui apa itu investasi di reksadana, risiko serta jenis investasi yang cocok bagi anda.

Jenis-Jenis Reksadana Berdasarkan Tingkat Risikonya

Apa Itu Reksadana?

Reksadana adalah suatu “tempat” untuk menghimpun dana dari para investor sebelum membeli sekuritas. Adapun Reksadana ini biasanya lebih diperuntukkan bagi calon investor yang memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai investasi.

Modal-modal yang ditanamkan oleh pemilik modal di reksadana nantinya akan dikelola dan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio efek. Berinvestasi di Reksadana pun aman sebab merupakan Reksadana lembaga investasi resmi di Indonesia berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun sistem kerja dari reksadana ini sangat mudah dipahami dan sederhana, sehingga sangat cocok bagi anda para pemula. Yang perlu anda lakukan adalah cukup menyimpan sejumlah modal untuk membeli reksadana dan memilih jenis dari beberapa pilihan yang sesuai dengan keinginan anda.

Selanjutnya, manajer investasi akan mengelola investasi anda ke beberapa instrumen atau perusahaan melalui verifikasi investasi. Verifikasi ini dilakukan agar aktivitas investasi Anda aman dari kerugian atau risiko. Simak juga Lebih Baik Investasi Saham Atau Reksadana

Untuk berinvestasi di Reksadana pun sangat mudah sekali dimana anda bisa berinvestasi hanya menggunakan HP dan mengakses aplikasi e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee, atau Pegadaian digital sebagai platform investasi Anda.

Risiko Investasi Reksadana

Dalam berivestasi tentu tidak terlepas dari namanya risiko, termasuk berinvestasi dalam Reksadana. Untuk itu, penting bagi anda untuk mengetahui risiko apa saja yang bisa anda alami dalam melakukan investasi Reksadana yang bisa anda simak sebagai berikut.

1. Return Reksadana Tidak Pasti

Konsep reksadana adalah anda menyetorkan sejumlah uang ke lembaga, tetapi bukan berarti hal yang sama dengan menabung atau melakukan deposito. Sebab dalam reksadana, besar return-nya tidak bisa dipastikan dimana anda bisa untung atau rugi, bahkan kerugian di Reksadana bisa cukup tinggi untuk beberapa jenis investasi.

Tapi anda tidak kuatir, sebab ada cara yang bisa anda lakukan untuk meminimalkan kerugian.

Pilihlah jenis-jenis reksadana yang tepat karena setiap jenisnya memiliki risiko berbeda yang mana sebaiknya disesuaikan dengan tujuan keuangan anda.

Anda bisa melakukan diversifikasi risiko yang artinya apabila salah satu instrumen investasi anda sedang rugi, anda masih memiliki aset lain yang bisa diandalkan.

2. Tidak Ada Jaminan Proteksi Jiwa

Apabila nasabah mengalami musibah dan tidak bisa melanjutkan investasi, maka investasi dianggap berhenti. Ya, beginilah risiko yang mungkin timbul ketika tidak ada pihak lain yang bersedia melanjutkan investasi sebelumnya.

Namun, jika ada nasabah yang ingin memproteksi dirinya, mereka bisa membeli asuransi jiwa. Jadi jika terjadi sesuatu pada mereka, masih ada uang dari asuransi untuk tetap melanjutkan investasi. Perlu diingat sebagai nasabah, Anda juga harus jeli dalam memilih asuransi jiwa maupun tempat investasinya.

3. Pemerintah Tidak Ikut Menjamin Reksadana

Apabila risiko tabungan dan deposito dijamin oleh pemerintah apabila bank bermasalah, lain halnya dengan reksadana. Risiko yang timbul karena kerugian reksadana akan ditanggung oleh nasabah secara mandiri. Oleh karena itu, bersikaplah selektif saat memilih reksadana yang tepat.

4. Investor Harus Punya Inisiatif Sendiri

Apabila anda ingin mulai investasi reksadana, anda harus disiplin menabung karena tidak ada pihak yang akan mengingatkan anda untuk menyetor uang setiap bulannya. Hal ini berbeda dengan asuransi yang rutin mengirimkan premi.

Solusinya agar anda tidak lupa, anda bisa menggunakan fasilitas “Auto-Invest”, dimana uang Anda akan otomatis terpotong setiap bulan untuk diinvestasi ke reksadana. Jadi, anda tidak usah khawatir lagi kelupaan berinvestasi secara rutin.

5. Reksadana Bisa Dibubarkan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, reksadana bukanlah lembaga yang dijamin oleh pemerintah, sehingga bisa saja dibubarkan kapan saja. Ada dua kondisi yang memungkinkan suatu reksadana akhirnya dibubarkan, antara lain:

OJK memerintahkan untuk bubar berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Nilai aktiva bersih dari reksadana kurang dari Rp25,000,000,000,- (dua puluh lima miliar rupiah) selama 90 hari bursa berturut-turut.

Untuk menghindari hal ini, Anda sebaiknya membuat daftar atau list reksadana, kemudian pilihkan reksadana dengan kinerja yang baik berdasarkan data nilai aktiva bersihnya.

6. Berkurangnya Nilai Efek Keikutsertaan

Risiko ini dialami oleh investor akibat adanya penurunan harga efek seperti saham, obligasi, dan surat berharga lainnya dalam portofolio mereka. Risiko ini cukup banyak dan bisa terjadi kapan saja tergantung pasar.

7. Pencairan Tidak Bisa Dilakukan Dan Terjadi Likuiditas

Normalnya, pencairan dana reksadana memakan waktu selama tiga hari. Setelah tiga hari, uang akan otomatis masuk ke rekening investor. Meski proses pencairan bisa dipercepat, tetapi ada risiko likuiditas yang mungkin terjadi.

Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul ketika manajer investasi gagal menyediakan dana karena sebagian besar investor melakukan penjualan kembali (redemption) atas portofolio-portofolio yang dipegangnya. Untuk menghindari risiko ini, Anda perlu melihat kekuatan Manajer Investasi berdasarkan besar dana kelolaannya (AUM/Asset Under Management). Semakin besar AUM-nya, semakin kuat pula manajer investasi tersebut.

8. Terjadinya Wanprestasi

Sebenarnya masih banyak risiko dari investasi reksadana, seperti risiko inflasi, ketidakpatuhan investor, dan yang lainnya. Akan tetapi, risko terburuk yaitu wanprestasi atau gagal bayar.

Waprestasi dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi tidak bisa membayar kewajibannya atau ganti rugi saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Akibatnya, nilai investasi akan hilang. Tips untuk menghindarinya adalah investor harus mengenali manajer investasi reksadananya dengan baik.

Manfaat Investasi Di Reksadana

 

Setelah mempelajari risiko investasi Di Reksadana, tentu banyak manfaat yang bisa anda peroleh juga. Apa saja? Anda bisa menyimaknya dibawah ini.

1. Kemudahan Berinvestasi

Alasan pertama mengapa banyak investor melirik reksadana adalah karena modalnya terbilang murah. Dengan merogoh kocek mulai dari Rp100.000,- saja, Anda sudah bisa membeli produk reksadana.

2. Likuiditas Tinggi

Likuiditas merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Dengan likuiditas yang tinggi, investor bisa meraih kesuksesan investasinya dengan mudah. Cukup cairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

3. Dikelola Oleh Manajemen Professional

Bagi para pemula yang masih buta investasi, reksadana adalah pilihan tepat untuk memulainya. Modal tersebut nantinya hanya akan dikelola oleh manajemen investasi profesional yang memiliki keahlian khusus di bidang pengelolaan dana. Manajemen investasi ini pun terpercaya, karena mereka sudah memperoleh izin dari OJK dan pengelolaan portofolio investasi reksadananya sendiri.

4. Diversifikasi Investasi

Reksadana memungkinkan para nasabahnya untuk tidak berfokus pada satu investasi saja. Untuk mengurangi risiko kerugian, nasabah bisa melakukan berbagai investasi di lebih dari satu perusahaan. Dengan kata lain, investasinya tersebar.

5. Sesuai Untuk Berbagai Tujuan Keuangan

Reksadana termasuk investasi yang fleksibel karena dapat digunakan untuk kebutuhan investasi jangka pendek, menengah, hingga panjang sekalipun, tergantung dari jenis reksadananya.

6. Transparansi Informasi

Para investor reksadana bisa dengan mudah memantau keuntungan, biaya, dan risiko dari keikutsertaan mereka. Pihak pengelola hingga manajemen investasi wajib menerbitkan Laporan Keuangan secara teratur dan mengumumkan Nilai Aktiva Bersih setiap hari di surat kabar.

7. Lebih Aman

Keamanan adalah salah satu poin penting dalam investasi. Reksadana sendiri menawarkan tingkat risiko rendah bagi para investornya karena dana investor tidak langsung dikelola oleh manajemen investasi, melainkan dititipkan di rekening bank khusus yang disebut bank kustodian.

8. Hasil Investasi Menarik

Potensi keuntungan yang tinggi akan menarik investor untuk berinvestasi di reksadana. Bahkan, keuntungan ini bisa dinikmati dalam jangka panjang, jadi bisa digunakan untuk persiapan masa pensiun, dana pendidikan, dan tujuan jangka panjang lainnya. Ditambah lagi, return yang didapatkan bisa lebih tinggi dari hanya sekedar menabung dan deposito. Namun sekali lagi, semua itu tergantung jenis reksadananya.

Jenis-jenis Reksadana Berdasarkan Tingkat Risiko

Jenis-Jenis Reksadana Berdasarkan Tingkat Risikonya

Setelah memahami risiko dan manfaat investasi di Reksadana, berikut kami akan memberikan jenis-jenis investasi reksadana berdasarkan tingkat risiko yang bisa pilih sesuai yanh cocok dengan kebutuhan dan target anda dalam berinvestasi. Simak jenis-jenisnya sebagai berikut.

1. Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana dengan risiko paling rendah. Reksadana jenis ini menempatkan 100% modal investor pada instrument pasar uang, seperti obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Jenis reksadana ini merupakan investasi jangka pendek yang diklaim paling aman di antara jenis reksadana lainnya.

Apabila dibandingkan dengan deposito, reksadana pasar uang memiliki keunggulan sebagai berikut.

  • Keuntungan rata-rata sebesar 20%, sementara deposito hanya 4-7%.
  • Sistem penarikan reksadana pasar uang lebih mudah (bisa kapan saja) dan tanpa potongan.
  • Setoran minimal awal hanya Rp10.000,- , sedangkan deposito sekitar Rp1 jutaan.
  • Jangka waktu investasi lebih fleksible yang bahkan satu hari pun bisa.
  • Bebas pajak.

2. Reksadana Campuran

Reksadana Campuran biasa juga disebut dengan Hybrid Funds. Adapun maksud dari campuran di sini adalah jenis reksadana yang menggabungkan saham, obligasi, dan pasar uang. Kebijakan ini memungkinkan para investor untuk berinvestasi pada efek ekuitas serta pasar uang dengan persentase sekitar 1-79% nilai aktiva bersihnya.

Apabila jenis lain hanya berfokus berinvestasi di satu instrumen, reksadana campuran memberikan kemudahan untuk menggabungkan beberapa instrument seperti saham dengan obligasi, hutang, dan lainnya. Jenis reksadana ini idealnya untuk para investor moderat dan agresif. Hal tersebut karena reksadana campuran memiliki risiko tinggi.

Jika dilihat, return dari jenis campuran ini masih di bawah reksadana saham, tetapi lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap. Akan tetapi, unsur sahamnya tetap sama, fluktuasi mengikuti kinerja IHSG, kecuali porsi sahamnya kecil. Imbal hasil yang didapatkan dari reksadana campuran ini bisa mencapai 15% per tahunnya. Memang tinggi, tetapi berbanding lurus dengan risikonya juga.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana Pendapatan Tetap atau Fixed Income Fund adalah jenis reksadana yang menginvestasikan asetnya sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk surat utang atau obligasi. Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah, dengan risiko investasi konservatif atau menengah.

Reksadana jenis ini termasuk investasi jangka menengah hingga panjang, sehingga cocok bagi investor yang suka bermain aman. Setidaknya butuh waktu satu sampai tiga tahun untuk mendapatkan return yang lebih stabil dan baik.

Keunggulan reksadana satu ini kurang lebih sama dengan reksadana pasar uang dan juga memiliki mekanisme kerja yang mudah.

Sebagai contoh anda menginvestasikan dana sebesar Rp2,000,000,- ke reksadana A dengan harga Rp895 per unitnya. Menurut perhitungan, anda akan mendapatkan Unit Keikutsertaan sebanyak 2,234.64. Apabila dalam setahun harga NAB sebesar Rp1,100,- per unit, maka Anda sudah mendapatkan keuntungan:

Laba

= (2,234.64xRp1,100) – Rp2,000,000

= Rp2,458,104 – Rp2,000,000 = Rp458,104

4. Reksadana Saham

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan modal investasi ke pembelian saham-saham dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Keuntungan dari jenis reksadana ini terbilang cukup tinggi, tetapi risiko yang didapat juga paling tinggi dan terkesan agresif.

Namun walaupun demikian, tidak semua saham dapat dibeli investor. Ada beberapa ketentuan mengenai reksadana saham yang diatur OJK untuk investor, di antaranya:

  • Dilarang membeli saham yang informasinya kurang jelas. Jadi, saham-saham yang bisa dibeli hanyalah saham-saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau bursa efek luar negeri. Para investor tidak diperkenankan membeli saham yang informasinya sulit diakses dari Indonesia.
  • Investasi maksimum sahamnya adalah 10% dari nilai aset reksadana.
  • Dilarang menguasai lebih dari 5% modal perusahaan terkait.

Reksadana saham lebih cocok digunakan untuk investasi jangka panjang karena fluktuasinya tinggi. Saat harga turun, investor disarankan untuk tidak buru-buru menjualnya, tetapi menunggu beberapa saat. Dalam jangka panjang, sebenarnya reksadana saham ini berpotensi tumbuh dengan baik sehingga profitnya pun menjanjikan.

Demikian informasi mengenai jenis-jenis reksadana berdasarkan tingkat risiko. Semoga berguna dan bermanfaat bagi anda yang ingi terjun dan memulai investasi di Reksadana dan memilih jenis investasi terbaik yang cocok untuk anda.

Tinggalkan komentar