...

4 Strategi dalam Berinvestasi Reksadana Yang Harus Anda Ketahui

Strategi dalam Berinvestasi Reksadana

bahasforex.com – Apakah anda tertarik berinvestasi reksadana? Maka anda perlu mengetahui 4 strategi dalam berinvestasi reksadana yang harus anda ketahui.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama Reksa dana menjadi salah satu jenis investasi yang banyak dipilih investor dan cocok juga untuk investor pemula. Rekasadana sendiri berperan sebagai wadah yang menghimpun dana dari para investor untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen, investasi reksa dana memungkinkan anda mulai berinvestasi dengan nilai relatif terjangkau. Belum lagi adanya kehadiran manajer investasi yang akan mengelola modal dari investor sehingga sangat memudahkan.

Jadi bisa dikatakan Reksadana adalah sebuah sistem pengelolaan dana oleh pihak profesional yaitu manajer investasi, bagi investor yang ingin menanamkan investasi mereka dalam berbagai instrumen investasi yang ada di pasar uang maupun pasar modal.

Baca juga Apa itu Investasi Strategi Sell On Strength Buy On Weakness? begini penjelasannya

Namun walaupun begitu, tetapi anda tetap membutuhkan strategi agar anda bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Untuk itu kali ini kami akan membagikan strategi dalam berinvestasi Reksadana yang harus anda ketahui sebagai berikut.

Strategi dalam Berinvestasi Reksadana

Strategi dalam Berinvestasi Reksadana

Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Strategi ini mengacu pada proses investasi di mana si investor melakukan investasi secara berkala dalam jumlah yang tetap. Investasi ini bisa dilakukan seminggu sekali, sebulan sekali atau tiga bulan sekali selama periode tertentu.

Contohnya, seorang investor memilih untuk melakukan investasi Rp1 juta setiap bulannya, untuk membeli unit selama 3 tahun lamanya. Jumlah uang tersebut bisa dipergunakan untuk membeli unit yang sama dalam jumlah yang berbeda setiap bulannya, tergantung dari harga NAB unit tersebut di pasar.

Jenis strategi yang satu ini tidak mengacu atau melihat kondisi pasar yang ada.Jadi, si investor tetap akan berinvestasi terlepas apakah kondisi pasar sedang naik atau turun. Bagi banyak orang, jenis strategi ini cukup menguntungkan namun bagi beberapa investor, keuntungan yang bisa didapatkan tergolong kecil, karena mereka hanya bisa mendapatkan harga rata-rata untuk setiap unit yang mereka beli.

Baca juga Begini Cara Investasi Crypto dari Nol, Aman dan Minim Risiko

Strategi Lump Sum

Strategi ini mengacu pada proses pembelian unit investasi di mana si investor menginvestasikan seluruh dananya di awal periode. Umumnya investor hanya membiarkan saja dana tersebut bergerak naik turun sesuai dengan perkembangan pasar, sampai si investor memutuskan untuk mencairkan atau menjual kembali.

Strategi ini memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri. Investor yang memilih strategi ini harus jeli untuk melakukan pembelian pada saat harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang berada pada titik yang rendah (bottom).

Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan jumlah unit yang lebih banyak dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, mereka bisa menjual unit yang mereka miliki saat harga NAB sedang berada pada titik yang lebih tinggi dibandingkan dengan saat pembelian, untuk bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Para investor tidak perlu dipusingkan dengan masalah pengalokasian dana untuk pembelian unit karena semuanya sudah dilakukan sejak awal.

Namun, ada titik lemah dari strategi ini. Tidak ada yang bisa memberikan prediksi yang paling tepat mengenai kapan titik terendah dari nilai NAB sebuah unit akan terjadi.

Selain itu, strategi ini pada umumnya memerlukan modal yang cukup besar sehingga akan sedikit menyulitkan bagi para calon investor yang memiliki modal pas-pasan.

Baca juga Investasi Kripto Haram atau Halal? Begini Menurut MUI

Strategi market timing

Belajar investasi reksa dana dengan strategi market timing membutuhkan ketelitian cukup tinggi. Anda harus memahami kapan waktu tepat untuk membeli investasi demi mendapatkan keuntungan maksimal. Idealnya, Anda dianjurkan mulai bergerak saat pasar sedang menguat dan harga masih cukup rendah. Artinya, Anda harus rutin memperhatikan indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta fluktuasi imbal hasil obligasi.

Selain ketelitian, kesabaran dan ketepatan waktu menjadi kunci penting dalam kesuksesan strategi market timing. Jangan sampai terdorong emosi yang malah mendorong Anda justru membeli investasi reksa dana dengan harga mahal dan menjualnya kembali saat pasar bergerak tutun.

Strategi Constant Share (CS)

Strategi CS lebih mengacu bukan pada jumlah uang yang dikeluarkan secara berkala dalam periode tertentu, melainkan pada jumlah unit yang dibeli secara berkala dalam jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh, seorang investor berencana membeli 100 unit yang sama setiap bulannya, selama 3 tahun lamanya. Jumlah uang yang dikeluarkan akan berbeda setiap bulannya tergantung dari harga NAB di pasar.

Kelebihan utama dari strategi ini adalah si investor dapat dengan mudah menghitung jumlah unit yang mereka miliki dalam jangka waktu tertentu. Namun tentu saja, biaya yang dikeluarkan bisa sangat bervariasi dan bisa jadi jauh lebih besar. Sebab harga NAB sebuah unit bisa turun ataupun naik dengan drastis dalam jangka waktu yang cukup singkat.

Demikian informasi mengenai strategi dalam berinvestasi reksadana yang harus anda ketahui. Semoga berguna dan bermanfaat,

Tinggalkan komentar